Penanaman Karakter Anak

Siasati Perkembangan anak yang Labil dalam Kemajuan Teknologi dan Zaman,dengan proses Pragmatis berbasis pendidikan "Aforisme”.
Pendidikan memiliki peran penting dalam mempersiapkan perkembangan anak,yang akan menjadi penerus bangsa yang berkemajuan juga berkependidikan di segala bidang,untuk menuju pembangunan karakter anak bangsa yang peka terhadap perkembangan zaman.Karena lajunya pembangunan selalu diupayakan langkah yang tepat dan seirama dengan tuntutan zaman.
Dan dalam pendidikan,selalu di jumpai masalah baru yang pelik belum pernah terpikirkan sebelumnya.Maka dalam ulasan ini ada beberapa pemaparan terkait pemekaran masalah yang mendasar dalam hal pendidikan,yang mana obyek daripada pokok pembahasan yaitu pada kepribadian anak itu sendiri,juga pada dasar pendidikan yang di dapat,atau doktrin daripada orang tua,yang utama dalam hal mendidik kepribadian yang belum tepat sasaran.
Bagaimana halnya dalam mendoktrin anak dengan pendidikan madani.Madani ialah serapan kata yang kita jumpai dalam kamus besar bahasa indonesia(KBBI),yang detailnya pada poin ke tiga,”menjunjung tinggi nilai,norma,serta hukum yang ditopang oleh penguasan iman,ilmu,dan teknologi yang berkeperadaban”.Seperti yang saya tuliskan pada judul diatas “aforisme”,adalah suatu ungkapan mengenai doktrin,atau prinsip atau suatu kebenaran yang sudah diterima secara umum.Aforisme juga harus berupa suatu pernyatan ringkas,tajam dan mudah diingat.
Dalam pengertian filsafat yang mendasar yang disebut dengan “pragmatisme” yaitu suatu sikap hidup,suatu metode dan filsafat yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai suatu ide dan kebenaran suatu keyakinan secara praktis, serta menggunakan metode ilmu pengetahuan modern sebagai dasar dari suatu filsafat.
Sedangkan filsafat sendiri ialah ilmu yang berusaha mencari sebab yang mendalam bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran atau rasio.”Filsafat adalah suatu konsep dasar atau pandangan hidup seseorang atau kelompok mengenai kehidupan yang di cita-citakan”
Ada beberapa hal yang patut diterapkan dalam mendidik anak yang rentan dengan pengaruh lingkungan,diantaranya:
1.Dalam menjalani proses pendidikan keluarga,hendaklah kita selalu bersandar pada ajaran agama,yaitu Allah sebagai sandaran sekaligus tujuan.Dan disinilah dasar yang akan tertanam pada anak, bahwa Allah lah yang punya kuasa dalam hal segala sesuatu untuk menentukan,dan kita hanya berusaha.
2.Membangun komunikasi terhadap keluarga,pada poin ini keluarga sepenuhnya berperan penting dalam merencanakan,mengkoordinir,sekaligus mengevaluasi daripada hasil yang telah di dapat,karena dengan komunikasi yang baik terhadap keluarga,tentu akan membentuk keluarga yang harmonis,dan dalam prosesnya insyaallah akan berjalan dengan baik.
3.Selanjutnya,saling keterkaitan satu sama lain artinya tak tentu dalam hal mendidik,sebagai subjek kadang kala juga bisa jadi objek dalam pendidikan.Yang muda menghormati yang lebih tua,begitu yang tua menghargai yang lebih muda,Anak yang mendapat pengajaran dari orang tuanya,kadang juga barang tentu orang tua bisa belajar dari anaknya,yang tadi nya ia sebagai subjek dari pembelajaran,adakala ia menjadi objeknya.
Demikianlah sedikit tahapan yang patut diterapkan dalam mendidik anak,yang dapat di terapkan sejak kecil hingga dewasa dengan pengawasan serta pendekatan yang baik terkait hal yang perlukan dalam mendidik.
Pragmatisme yang sudah kita kenal "sebagai jalan" yang sering di praktikkan dalam penanaman nilai pada pendidikan anak,dewasa ini sering di gunakan dalam pendidikan ialah mendoktrin anak dengan pemasukan yang tepat dan praktis tepat sasaran,agar dapat berguna dalam mengarungi hidup yang penuh hiruk pikuk,serta untuk menanggulangi pesatnya perkembangan zaman yang semakin tak selaras dengan pendidikan yang semakin terperosot.
"Jika memang harus bergaul dengan teman yang buruk pekertinya,namun jangan terpengaruh olehnya,bilapun hendaknya kita yang memengaruhi dan mengajaknya pada kebaikan.Jangan terbawa arus teman yang jahat,baik perkataan maupun perbuatan atau bila tak bisa sama sekali,sebaiknya segera meninggalkannya"(Ali Sodikin).
Wallahu’alam.
Wassalamu’alaikum.
penulis,
Komentar
Posting Komentar