Empat Imam Mazhab,,!!
Assalamualaikum,,wr,wb.
Di antara tonggak penegang ajaran Islam di muka bumi adalah
muncul beberapa mazhab raksasa di tengah ratusan mazhab kecil lainnya. Keempat
mazhab itu adalah Al-Hanabilah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah.
Sebenarnya jumlah mazhab besar tidak hanya terbatas hanya 4 saja, namun keempat
mazhab itu memang diakui eksistensi dan jati dirinya oleh umat selama 15 abad
ini.
Keempatnya masih utuh tegak berdiri dan dijalankan serta
dikembangkan oleh mayoritas muslimin di muka bumi. Masing-masing punya basis
kekuatan syariah serta masih mampu melahirkan para ulama besar di masa sekarang
ini.
Berikut sekelumit sejarah keempat mazhab ini dengan sedikit
gambaran landasan manhaj mereka.
1. MazhabAl-Hanifiyah.
Didirikan oleh An-Nu’man bin Tsabit atau lebih dikenal sebagai
Imam Abu Hanifah. Beliau berasal dari Kufah dari keturunan bangsa Persia.
Beliau hidup dalam dua masa, Daulah Umaiyah dan Abbasiyah. Beliau termasuk
pengikut tabiin , sebagian ahli sejarah menyebutkan, ia bahkan termasuk
Tabi’in.
Mazhab Al-Hanafiyah sebagaimana dipatok oleh pendirinya, sangat
dikenal sebagai terdepan dalam masalah pemanfaatan akal/ logika dalam mengupas
masalah fiqih. Oleh para pengamat dianalisa bahwa di antaralatar belakangnya
adalah:
Karena beliau sangat berhati-hati dalam menerima sebuah hadits.
Bila beliau tidak terlalu yakin atas keshahihah suatu hadits, maka beliau lebih
memlih untuk tidak menggunakannnya. Dan sebagai gantinya, beliau menemukan
begitu banyak formula seperti mengqiyaskan suatu masalah dengan masalah lain yang
punya dalil nash syar’i.
Kurang tersedianya hadits yang sudah diseleksi keshahihannya di
tempat di mana beliau tinggal. Sebaliknya, begitu banyak hadits palsu, lemah
dan bermasalah yang beredar di masa beliau. Perlu diketahui bahwa beliau hidup
di masa 100 tahun pertama semenjak wafat nabi SAW, jauh sebelum era imam
Al-Bukhari dan imam Muslim yang terkenal sebagai ahli peneliti hadits.
Di kemudian hari, metodologi yang beliau perkenalkan memang
sangat berguna buat umat Islam sedunia. Apalagi mengingat Islam mengalami
perluasan yang sangat jauh ke seluruh penjuru dunia. Memasuki wilayah yang jauh
dari pusat sumber syariah Islam. Metodologi mazhab ini menjadi sangat
menentukan dalam dunia fiqih di berbagai negeri.
2. Mazhab Al-Malikiyah
Mazhab ini didirikan oleh Imam Malik bin Anas bin Abi Amir
Al-Ashbahi .Berkembang sejak awal di kota Madinah dalam urusan fiqh.
Mazhab ini ditegakkan di atas doktrin untuk merujuk dalam segala
sesuatunya kepada hadits Rasulullah SAW dan praktek penduduk Madinah. Imam
Malik membangun madzhabnya dengan 20 dasar; Al-Quran, As-Sunnah , Ijma’, Qiyas,
amal ahlul madinah , perkataan sahabat, istihsan, saddudzarai’, muraatul
khilaf, istishab, maslahah mursalah, syar’u man qablana .
Mazhab ini adalah kebalikan dari mazhan Al-Hanafiyah. Kalau
Al-Hanafiyah banyak sekali mengandalkan nalar dan logika, karena kurang
tersedianya nash-nash yang valid di Kufah, mazhab Maliki justru ‘kebanjiran’
sumber-sumber syariah. Sebab mazhab ini tumbuh dan berkembang di kota Nabi SAW
sendiri, di mana penduduknya adalah anak keturunan para shahabat. Imam Malik
sangat meyakini bahwa praktek ibadah yang dikerjakan penduduk Madinah
sepeninggal Rasulullah SAW bisa dijadikan dasar hukum, meski tanpa harus
merujuk kepada hadits yang shahih para umumnya.
3. Mazhab As-Syafi’iyah
Didirikan oleh Muhammad bin Idris Asy Syafi’i . Beliau
dilahirkan di Gaza Palestina tahun 150 H, tahun wafatnya Abu Hanifah dan wafat
di Mesir tahun 203 H.
Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya . Kemudian
beliu pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru . Di sana beliau
wafat sebagai syuhadaul ‘ilm di akhir bulan Rajab 204 H.
Salah satu karangannya adalah “Ar-Risalah” buku pertama tentang
ushul fiqh dan kitab “Al-Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam
Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Beliau
mampu memadukan fiqh ahli ra’yi dan fiqh ahli hadits .
Dasar madzhabnya: Al-Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau
tidak mengambil perkataan sahabat karena dianggap sebagai ijtihad yang bisa
salah. Beliau juga tidak mengambil Istihsan sebagai dasar madzhabnya, menolak
maslahah mursalah dan perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan,
”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat.”
Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah ,”
Kitab “Al-Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh
empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al-Karabisyi dari Imam
Syafi’i. Sementara kitab “Al-Umm” sebagai madzhab yang baru yang diriwayatkan
oleh pengikutnya di Mesir; Al-Muzani, Al-Buwaithi, Ar-Rabi’ Jizii bin Sulaiman.
Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya,”Jika sebuah hadits shahih
bertentangan dengan perkataanku, maka ia adalah madzhabku, dan buanglah
perkataanku di belakang tembok,”
4. Mazhab Al-Hanabilah
Didirikan oleh Imam Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani . Dilahirkan
di Baghdad dan tumbuh besar di sana hingga meninggal pada bulan Rabiul Awal.
Beliau memiliki pengalaman perjalanan mencari ilmu di pusat-pusat ilmu, seperti
Kufah, Bashrah, Mekah, Madinah, Yaman, Syam.
Beliau berguru kepada Imam Syafi’i ketika datang ke Baghdad
sehingga menjadi mujtahid mutlak mustaqil. Gurunya sangat banyak hingga
mencapai ratusan. Ia menguasai sebuah hadis dan menghafalnya sehingga menjadi
ahli hadis di zamannya dengan berguru kepada Hasyim bin Basyir bin Abi Hazim
Al-Bukhari .
Imam Ahmad adalah seorang pakar hadis dan fiqh. Imam Syafi’i
berkata ketika melakukan perjalanan ke Mesir,”Saya keluar dari Baghdad dan
tidaklah saya tinggalkan di sana orang yang paling bertakwa dan paling faqih
melebihi Ibnu Hanbal ,”
Dasar madzhab Ahmad adalah Al-Quran, Sunnah, fatwah sahahabat,
Ijam’, Qiyas, Istishab, Maslahah mursalah, saddudzarai’.
Imam Ahmad tidak mengarang satu kitab pun tentang fiqhnya. Namun
pengikutnya yang membukukannya madzhabnya dari perkataan, perbuatan, jawaban
atas pertanyaan dan lain-lain. Namun beliau mengarang sebuah kitab hadis
“Al-Musnad” yang memuat 40.000 lebih hadis. Beliau memiliki kukuatan hafalan
yang kuat. Imam Ahmad mengunakan hadis mursal dan hadis dlaif yang derajatnya
meningkat kepada hasan bukan hadis batil atau munkar.
Di antara murid Imam Ahmad adalah Salh bin Ahmad bin Hanbal anak
terbesar Imam Ahmad, Abdullah bin Ahmad bin Hanbal . Shalih bin Ahmad lebih
menguasai fiqh dan Abdullah bin Ahmad lebih menguasai hadis. Murid yang adalah
Al-Atsram dipanggil Abu Bakr dan nama aslinya; Ahmad bin Muhammad , Abdul Malik
bin Abdul Hamid bin Mihran , Abu Bakr Al-Khallal , Abul Qasim yang terakhir ini
memiliki banyak karangan tentang fiqh madzhab Ahmad. Salah satu kitab fiqh
madzhab Hanbali adalah “Al-Mughni” karangan Ibnu Qudamah.
Wallahu a’lam ,,wassalamuailaikum..
Komentar
Posting Komentar